Senin, 10 Oktober 2016

PAMER CUCU


Bapak, ini pertanggungan jawab anak-anak seorang guru. Putra-putrimu bersepuluh, yang sekarang tinggal tujuh... nomor tiga, lima dan tujuh sudah mendahului menghadap-Nya menemanimu dan ibu...

Cucumu sekarang berjumlah 24 orang. Terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan. Alhamdulillah ada doktor ada dokter, empat master lulusan Amerika, Taiwan ada juga yang ITB... sedangkan yang lain lulusan Melbourne Uni, RMIT, UI, UGM, ITB, ITS, UNDIP, UNIKA ATMAJAYA, UNJ, UPH, SARJANA WIYATA JOGYA, dan yang bungsu masih berada di SMA DE BRITO Yogyakarta.

Mereka ini adalah penerusmu, tunas-tunas bangsa penerus cita citamu... Mereka lahir dari anak-anakmu yang waktu kau tinggalkan menghadap-Nya, tiada satupun yang lulus sarjana dan berkeluarga... bahkan anak bungsumu yang terkecil masih berusia 7 bulan saat itu... Anak bungsu itu kini adalah seorang doktor/Phd lulusan Korea Selatan, masternya ia selesaikan di UGM dan sekarang menjadi guru seperti engkau dulu, mengajar di UGM pula... dan yang lain, dengan kegigihan ibu, hampir semua lulus sarjana, kecuali si sulung... aku...

Bapak, hari ini... di hari kelahiranmu, kami semua berdoa semoga Bapak bahagia dan lega... Cucu-cucumu mendapatkan ridho-Nya, mereka menjadi orang-orang yang kebeneran, sesuai doamu dulu... tiada satupun yang nakal... semoga ini membuatmu tersenyum... Oh ya... cicitmu 12 orang sekarang ini... dan cicit sulungmu, yang kebetulan cucu sulungku juga... kini sedang menempuh studinya di Jerman....

ALHAMDULILLAH....

AL FATEHAH untuk Bapakku R. Goenadi Prodjomulyono dan BERKAH DALEM GUSTI untuk ibuku Anastasia Soelastri Nurhayati.

~ Nuniek Harun Musawa ~

Senin, 03 Oktober 2016

Selamat jalan Ibu Herawati Diah ....


Jumat, 30 September 2016 

Innalillahi wa innaillaihi rojiun...

Pertemuan pertamaku dengan beliau terjadi pada sekitar tahun 1975... Aku menghadap beliau di Hotel Arya Duta kepunyaannya untuk urusan sponsorship Pemilihan Puteri Remaja Indonesia. 
Pertemuan berikutnya... kebetulan kami sering bertemu di acara pengajian Choirunnisa di kediaman ibu Harmoko sebulan sekali... 
Ibu Herawati Diah adalah tokoh pelindung organisasi IKWI, Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia... Aku dan anggota pengurus beberapa kali diundang di Villanya... 
Suatu kebetulan ketika stop over di London dari Chicago... aku dan dua anakku menginap di WISMA MERDEKA kepunyaan Deplu... Berjumpalah aku dengan ibu Diah... Selama di London inilah aku bisa jalan bersama... layaknya seorang ibu dengan putrinya... Ibu Diah sedang incognito, tanpa protokoler seperti biasanya... Beliau menanggalkan semua predikatnya... sebagai seorang pengusaha sukses tetapi waktu itu ibu menjadi seorang ibu yang bersahaja... Beliau bercerita dengan rileks, bercanda dengan anak-anakku dengan Bahasa Inggris... dan aku belajar banyak juga menikmatinya.... 
Foto ini diambil di meja makan waktu breakfast... sangat santai... 
Terakhir aku jumpa beliau di MMC... Beliau menanyakan anakku Adiba... "Bagaimana anakmu yang pintar Bahasa Inggris itu, sudah kawinkah"... Beliau ingat dan tidak pikun... Subhanallah... 
Tulisan ini kutulis di atas kereta Argobromo Anggrek menuju Pekalongan... Aku hanya bisa mengirim doa... Al Fatihah... Semoga khusnul khotimah... Aamiin. 

Selamat jalan ibu Herawati Diah....

~ Nuniek Harun Musawa ~